Kamis, 31 Juli 2014

Lagi-lagi tentang syi'ah | syiah itu BUKAN ISLAM



bagi yang belum tau, maka ketahuilah bahwa..
syi'ah itu BUKAN ISLAM.
.
Pelajari tentang syi'ah di sini :
.
■http://rumaysho.com/tag/syiah
.
■http://muslim.or.id/manhaj/sejarah-kemunculan-syi.html
.
■http://www.nahimunkar.com/syiah-bukan-islam-habib-yang-menjadi-syiah-itu-pengkhianat/
.
■http://www.nahimunkar.com/surat-edaran-departemen-agama-tentang-hal-ikhwal-mengenai-golongan-syiah/
.
■http://www.nahimunkar.com/topik/ijabi/
.
■http://milliandra7.blogspot.in/2013/06/disappointed.html
.
■http://www.sunnahcare.com/2013/08/diantara-sebagian-kecil-ustadz-syiah-di.html
┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Pak Haji audisi calon menantu☺



`
Ada 3 orang cowo dateng ke rumah Pak Haji bwt minang anaknya yang terkenal cantik N' shaliha..
.
▬Pak Haji : Siapa nama kalian?
.
►cowo 1 : Nama saya Anas Pak Haji.
▬Pak Haji : oohh..., coba Mas Anas baca surat An-Naas.
truz, si cowo 1 baca surah An-Naas, sangat baik N' lancar.
.
Abiz itu P'Haji nanya ke cowo ke-2
▬Pak Haji : Klo Anda, siapa namanya?
►cowo 2 : Saya Thoriq, Pak Haji.
▬Pak Haji : Klo gitu, coba Mas Thoriq baca surah Ath-Thariq..
and.. cowo ke-2 terus baca surat Ath-Thoriq, sangat lancar N' tartil.
.
Nge-denger obrolan Pak Haji ma kedua cowo tadi yang ditest berdasarkan namanya, cowo ke-3 langsung pucet, gemeteran n' keluar keringet dingin.
.
▬Pak Haji : Klo Anda siapa namanya?
►cowo 3 : e.. e.. e... nama saya Ali Imran Pak Haji... tapi klo di rumah saya biasa dipanggil QULHU...
▬Pak Haji : ☺☺☺
_
┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈
saya cowo yg dateng keesokan harinya,. Belum smpet ditanya saya udh ngenalin diri :
►nama saya.. Muhammad Rasyid, Pak Haji. Klo di rumah saya biasa dipanggil 'om' sama keponakan² saya.. -_-
_

Selasa, 29 Juli 2014

♥ Puasa Syawal ♥



.
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.”
—[HR.Muslim]
.
“Barangsiapa berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Idul Fithri, maka ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Karena siapa saja yang melakukan kebaikan, maka akan dibalas sepuluh kebaikan semisal.” —[HR.IbnuMajah]
.
Disebutkan bahwa setiap kebaikan akan dibalas minimal dengan sepuluh kebaikan yang semisal. Ini menunjukkan bahwa puasa Ramadhan sebulan penuh akan dibalas dengan 10 bulan kebaikan puasa. Sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal akan dibalas minimal dengan 60 hari (2 bulan) kebaikan puasa. Jika dijumlah, seseorang sama saja melaksanakan puasa 10 bulan + 2 bulan sama dengan 12 bulan. Itulah mengapa orang yang melakukan puasa Syawal bisa mendapatkan ganjaran puasa setahun penuh.
┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈
.
Imam Nawawi rahimahullah berkata,
“Menurut ulama Syafi’iyah, puasa enam hari di bulan Syawal disunnahkan berdasarkan hadits di atas.
Disunnahkan melakukannya secara berturut-turut di awal Syawal.
— Jika tidak berturut-turut atau tidak dilakukan di awal Syawal, maka itu BOLEH.
— Seperti itu sudah dinamakan melakukan puasa Syawal sesuai yang dianjurkan dalam hadits.
— Sunnah ini tidak diperselisihkan di antara ulama Syafi’iyah, begitu pula hal ini menjadi pendapat Imam Ahmad dan Daud.”
.
Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa puasa Syawal boleh dilakukan sejak awal Syawal. Boleh juga diakhirkan.
_
_
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.”
[Lathoiful Ma’arif, hal.391]
.
Begitu pula beliau mengatakan, “Siapa yang memulai qodho’ puasa Ramadhan terlebih dahulu dari puasa Syawal, lalu ia menginginkan puasa enam hari di bulan Syawal setelah qodho’nya sempurna, maka itu lebih baik.
—Inilah yang dimaksud dalam hadits yaitu bagi yang menjalani ibadah puasa Ramadhan lalu mengikuti puasa enam hari di bulan Syawal.
(pahala puasa Syawal itu tidak bisa digapai jika tidak menunaikan qodho’ puasanya di bulan Syawal). Karena puasa enam hari di bulan Syawal tetap harus dilakukan setelah qodho’ itu dilakukan.”
[Lathoiful Ma’arif, hal.392]
.
Wallahu waliyyut taufik.
_

Sabtu, 26 Juli 2014

EID MUBARAK



taqabalallahu minna wa minkum.
.
Ja’alanallaahu minal a'idin wal faidzin,.
As'alukal afwan zahiran wa bathinan,.
Kullu aam wa antum bikhair.
_
Selamat Hari Raya 'Idul Fitri 1435-Hijriyah.
_

selamat jalan Ramadhan :'(




Salam dari Ar-Rahman (Allah) pada setiap zaman.
Atas sebaik-baik bulan yang hendak berlalu.
.
Salam atas bulan di mana puasa dilakukan.
Sungguh ia adalah bulan yang penuh rasa aman dari Ar-Rahman.
.
Jika hari-hari berlalu tak terasakan.
Sungguh kesedihan hati untuk tak pernah hilang.
.
.
Wahai bulan Ramadhan.
Berikanlah belas kasihmu, sementara air mata para pencinta mengalir dengan deras.
Hati mereka (gundah) akibat kepedihan perpisahan terbuai,
.
semoga detik-detik perpisahan akan memadamkan api kerinduan yang membara.
.
Semoga saat-saat taubat akan melengkapi kekurangan puasa yang dilakukan.
.
Semoga pula orang-orang yang telah ketinggalan segera menyusul dan bersama.
.
Semoga para tawanan dosa segera dilepaskan,
Dan semoga orang (Islam) yang telah dinyatakan masuk Neraka segera dibebaskan.
.
.
Selamat jalan Ramadhan.
Semoga Allah memudahkan kita bersua kembali dan moga amalan kita pun diterima di sisi Allah.
┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Ma-idah: 27)”
.
taqabalallahu minna wa minkum.
Ja’alanallaahu minal aidin wal faizin,. Asalukal afwan zahiran wa bathinan,. Kullu aam wa antum bikhair.
_

Kamis, 17 Juli 2014

I’tikaf di Sepuluh Hari terakhir Ramadhan



■ I’tikaf berarti berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah.
.
Dengan beri’tikaf, seseorang akan konsentrasi melakukan ibadah pada Allah.
—Dirinya akan lebih banyak mengintrospeksi diri kala bersendirian.
.
Demikianlah salah satu sunnah yang dilakukan oleh Nabi kita -shallallahu ‘alaihi wa sallam- di akhir-akhir Ramadhan.
.
Dalam Shahih Bukhari, terdapat hadits dari Abu Hurairah, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, Beliau beri’tikaf selama dua puluh hari.”
.
Ibadah i’tikaf bertujuan mulia yaitu untuk menggapai malam lailatul qadar yang punya keutamaan ibadah yang dilakukan lebih baik daripada 1000 bulan.
.
Di antara tujuan i’tikaf adalah untuk menggapai malam tersebut.
— Dan yang paling utama bila i’tikaf dilakukan di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.
.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat. Muttafaqun ‘alaih.
[HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172]
_
_
Beberapa faedah dari hadits di atas:
.
1. Hadits di atas sebagai dalil mengenai anjuran i’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.
— Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terus merutinkan hal itu hingga beliau meninggal dunia.
.
2. Hikmah dikhususkan sepuluh hari terakhir dengan i’tikaf dapat dilihat pada hadits Abu Sa’id Al Khudri di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Aku pernah melakukan i’tikaf pada sepuluh hari Ramadhan yang pertama. Aku berkeinginan mencari malam lailatul qadar pada malam tersebut. Kemudian aku beri’tikaf di pertengahan bulan, aku datang dan ada yang mengatakan padaku bahwa lailatul qadar itu di sepuluh hari yang terakhir. Siapa saja yang ingin beri’tikaf di antara kalian, maka beri’tikaflah.” Lalu di antara para sahabat ada yang beri’tikaf bersama beliau.
[HR. Bukhari no. 2018 dan Muslim no. 1167]
.
Jadi, beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam- melakukan i’tikaf supaya mudah mendapatkan malam lailatul qadar.
.
3. I’tikaf itu disyari’atkan setiap waktu, namun lebih ditekankan lagi di bulan Ramadhan, lebih-lebih lagi di sepuluh hari terakhir dari bulan suci tersebut.
.
4. Hukum i’tikaf masih tetap berlaku dan tidak terhapus, juga bukan khusus untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena istri-istri beliau pun beri’tikaf setelah beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam- wafat.
.
5. Dibolehkannya i’tikaf bagi wanita. Jumhur atau mayoritas ulama mengatakan bahwa
disunnahkan bagi para wanita untuk beri’tikaf sebagaimana kaum pria. Namun dengan syarat,
(1) i’tikaf tersebut dilakukan dalam keadaan suci -bagi ulama yang mensyaratkan masuk masjid harus suci dari haidh-,
(2) harus bebas dari menimbulkan fitnah (godaan bagi pria), dan
(3) diizinkan oleh suami.
.
Kenapa harus diizinkan oleh suami? Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.

“Tidak boleh seorang wanita berpuasa sedangkan suaminya ketika itu ada kecuali dengan izinnya” [HR. Bukhari no. 5195] I’tikaf lebih dari pada itu, wallahu a’lam.
.
Mudah-mudahan kita diberikan jalan untuk melakukan ibadah i’tikaf tersebut demi mencontoh sunnah Nabi kita -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
.
Semoga Allah memberi taufik pada kita untuk menghidupkan hari-hari terakhir bulan Ramadhan dengan ibadah i’tikaf. Aamiin.
.
Hanya Allah yang memberi taufik dan petunjuk.