Minggu, 09 Juni 2013

Ketetapan Allah Bagi Setiap Manusia

`
Allah berfirman:
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.
[QS.Al-Balad:4]
_
Kesusahpayahan dalam kehidupan ini merupakan ketetapan dalam al-Quran dan sekaligus kenyataan yang bisa kita saksikan dan rasakan.
_
Sesungguhnya manusia akan dihadapkan pada kesusahpayahan yang menanti sepanjang hayatnya, mulai dari penciptaannya dalam rahim ibunya sampai ajal menjemputnya.
_
Kita dapat menyaksikan bagaimana seorang anak mulai belajar makan, berbicara, berjalan, semuanya berawal dari halyang paling mudah kemudian bertingkat sehingga mampu melakukannya dengan benar. Semua proses tersebut adalah sebagian bentuk nyata kesusahpayahan dalam kehidupan yang dapat kita saksikan.
_
Demikian juga ketika beranjak dewasa mulailah mencari pasangan hidup, membina rumah tangga dan bekerja,, semuanya merupakan kesusahpayahan yang pasti akan dilalui oleh manusia dalam hidupnya.
_
Demikianlah keadaan manusia hingga menemui Tuhan-nya Allah Robbul ‘alamiin. Allah ta’ala berfirman:
“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhan-mu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.”
[QS.Al-Insyiqaq:6]
_
Namun tidak cukup bagi seorang mukmin hanya mengetahui bahwa dia diciptakan dalam keadaan susah payah, akan tetapi yang terpenting adalah :
...bagaimana seharusnya menyikapi kesusahpayahan tersebut, Mengambil faedah darinya dan bagaimana hasil dari kesusahan tersebut.
_
Seorang muslim tentu tidak sama dengan yang lain dalam hal ujian. Ia diuji untuk mendapatkan pahala, mengangkat derajatnya di sisi Allah ta’ala selama dia sabar, takut dari siksa Allah dan mengharap pahala dari-Nya, yang kelak kematiannya akan menjadi peristirahatannya dari segala bentuk kesusahan dan kepayahan. Sehingga dia paham betul bagaimana harus berbuat dan bersikap, dia tidak akan bersusah-susah payah melakukan perbuatan yang tidak diridhai Allah yang menghantarkannya kepada maksiat kepada-Nya, karena dia paham dan takut kepada siksa Allah.
_
Berbeda dengan orang kafir dan orang-orang yang mengikuti jalan kekafiran, dia tidak akan peduli dengan setiap apa yang dia lakukan walaupun pada hakekatnya perbuatannya akan menjerumuskan dirinya pada kecelakaan –na’udzubillah-, sehingga tak jarang kita melihat mereka dengan seenaknya melakukan perbuatan yang mereka ingin lakukan, padahal perbuatan tersebut jelas-jelas dilarangoleh Allah ta’ala.
_
Dengan demikian kesusahan yang mereka hadapi di dunia akan terus berlanjut dengan adzab yang menanti mereka di akhirat, padahal kesusahan akhirat berlipat-lipat ganda bila dibandingkan dengan kesusahan di dunia –wa na’udzubillah-.
Dengan demikian kematiannya tidak akan menjadi peristirahatan dirinya dari kepayahan bahkan merupakan awal dari kesusahpayahan yang akan dia hadapi.
_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar